Monitoring Resistensi Insektisida di Kabupaten Nabire
Tim Peneliti: Tim P2P, Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, Balai Litbangkes Papua dan BBTKL Makasar
Salah satu Provinsi yang dilaporkan masih memiliki angka kasus malaria tinggi adalah Provinsi Papua. Beberapa Kabupaten masih memiliki angka kasus malaria yang perlu mendapatkan perhatian serius, salah satunya adalah Kabupaten Nabire. Beberapa spesies yang dilaporkan sebagai vektor malaria di Propinsi Papua adalah Anopheles farauti, An. punctulatus dan An. koliensis.
Masih tingginya kasus malaria dapat disebabkan berbagai hal, di antaranya:
1. Pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap penyakit malaria;
2. Kondisi lingkungan yang menyebabkan tingginya populasi vektor; dan
3. Insektisida yang digunakan dalam berbagai intervensi (kelambu, fogging dan IRS) telah mengalami penurunan efektifitas.
4. Terbatasnya beberapa data penunjang seperti data status resistensi insektisida.
Kegiatan monitoring resistensi insektisida ini dilaksanakan di Kabupaten Nabire, dengan anggota tim antara lain Dr. Hanna Kawulur, S.Pd, M.Si., Naswir, S.Si, M.Si., Alfred Lambey, SKM, M.Kes., Hermawan Susanto, S.SI, M.KM., Burhanuddin Thohir, SKM., dan Mardi Raharjo, SKM. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini untuk mengetahui status resistensi insektisida pada nyamuk Anopheles spp di Kabupaten Nabire.
Lokasi survei jentik nyamuk Anopheles spp di Distrik Nabire Barat
Secara umum diketahui bahwa lingkungan biotik dan abiotik (di antaranya jenis flora dan fauna) sangat mempengaruhi keberadaan vektor. Hasil obsevasi tanaman yang dominan ditemukan di sekitar lokasi penangkapan nyamuk adalah padi, alang-alang, pohon jati, nangka, pisang, pepaya, cabe, kelapa, jeruk, singkong, pohon mangga, dan pohon ketapang. Pada lokasi ini juga terdapat beberapa tempat yang dijadikan tempat pemancingan ikan karena memiliki tambak untuk memelihara ikan. Beberapa jenis ikan yang dijumpai pada tambak ini adalah ikan kepala timah, mujair, nila dan lele. Pengambilan sampel nyamuk Anopheles spp dilakukan pada dua titik yaitu SP 1 dan SP 3 Distrik Nabire Barat Kampung Wadio Kabupaten Nabire, sedangkan pengujian terhadap sampel Anopheles spp dilakukan di Kota Nabire. Pelaksanaan pengambilan sampel Anopheles spp dan pengujian resistensi insektisida dengan menggunakan impregnated paper dilaksanakan pada tanggal 16 sampai dengan 22 Juni 2022.
Penangkapan nyamuk resting di malam hari
Penangkapan Nyamuk Anopheles spp
1. Pemasangan kelambu di sekitar kandang dan tempat yang diduga memiliki populasi Anopheles spp tinggi
2. Pengambilan sampel jentik pada habitat yang berpotensi sebagai tempat berkembang biak nyamuk Anopheles spp
3. Penangkapan nyamuk Anopheles spp (dilakukan mulai pukul 18.00 sampai jumlah nyamuk cukup).
4. Pengambilan titik koordinat lokasi ditemukannya jentik nyamuk dan lokasi penangkapan nyamuk.
5. Packing nyamuk Anopheles spp hasil tangkapan untuk dibawa ke basecamp.
Proses uji resistensi insektisida menggunakan impregnated paper
Uji resistensi insektisida
1. Identifikasi nyamuk Anopheles spp berdasarkan karakter morfologi.
2. Anopheles spp hasil identifikasi, dikumpulkan dalam paper cup. Hanya nyamuk Anopheles spp yang digunakan dalam uji resistensi insektisida.
3. Nyamuk Anopheles spp yang digunakan berjumlah 20 untuk masing-masing tabung (4 tabung perlakuan dan 1 kontrol).
4. Pengujian resistensi inseksisida menggunakan 3 jenis insecticide impregnated paper yaitu permetrin 0,75 %, deltametrin 0,25 % dan bendiocarb 0,1 %.
5. Uji resistensi dilakukan berdasarkan metode Susceptibility Test standar WHO tahun 1975 dan Kemenkes RI No 50 Tahun 2017.
6. Pengukuran suhu dan kelembaban udara saat uji resistensi dilakukan.
Berikut adalah gambaran hasil uji resistensi insektisida di Distrik Nabire Barat dan kondisi iklim selama melakukan pengujian.
Hasil uji resistensi insektisida menggunakan Insectiside Imprenated Paper
Berdasarkan hal tersebut maka insektisida dengan bahan aktif permethrin 0.75% masuk katagori toleran sedangkan deltametrin 0.25%, dan bendiocarb 0.1% masuk katagori rentan.