Berita Advokasi Kebijakan Program Penanggulangan Kecacingan di Kab. Jayawijaya Provinsi Papua Pegunungan
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua melakukan Advokasi Kebijakan Program Penanggulangan Kecacingan di Kab.Jayawijaya Provinsi Papua Pegunungan pada hari Selasa, 26 September 2023. Kegiatan ini berlangsung di ruang Aula Hotel Grand Sartika Wamena, Jayawijaya dan dihadiri langsung oleh Kepala Litbangkes Papua, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Papua Pegunungan yang diwakili Sekertaris Dinkes, Dinas Kesehatan Kab. Jayawijaya, Bappeda Kab. Jayawijaya, Perwakilan beberapa Kepala Sekolah dan Kepala Puskesmas Penanggung Jawab Kecacingan di Kab. Jayawijaya, serta Narasumber Kegiatan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional dan Tim Advokasi Kecacingan dari Balai Litbangkes Papua.
Pembukaan Advokasi
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Sekertaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Pegunungan Herlina Patarru, SKM. Dalam sambutannya beliau membahas mengenai pentingnya kegiatan program penanggulangan kecacingan ini. “Yang perlu kita bicarakan bersama bagaimana caranya kita mencari solusi agar penanggulangan kecacingan ini atau prevalensinya menurun. Karena ini sangat penting. Sebenarnya keterlibatan program kecacingan bukan hanya pemegang program saja yang terlibat, tapi harus melibatkan lintas sector dan lintas program” ucap Ibu Herlina Patarru, SKM. Program penanggulangan kecacingan oleh Kabid P2P dan Kesmas Dinkes Prov juga memaparkan salah satu masalah utama dari masyarakat di Papua Pegunungan adalah kebersihan dan kurang kesadaran akan bahaya kecacingan.
Paparan Kabalai dan Kabid P2P Dinkes Prov
Penyampaian Materi Kecacingan dari Paparan narasumber oleh Bapak Semuel Sandy. M.Sc mengenai Soil Transmited Helminth (STH). Selain itu prevalensi kecacingan di Kab Jayawijaya yang cukup tinggi perlu dicari solusi penanganan untuk menurunkan angka prevalensi kecacingan. Karena salah satu efek kecacingan dalam jangka panjang bisa menyebabkan Stunting.
Dari laporan dari Kajian Tim Advokasi di Wamena 2 sekolah sebanyak 317 dari hasil pemeriksaan tinja di dapatkan bahwa persentasi untuk kecacingan secara umum adalah sebesar 19,3%, sedangkan khusus untuk infeksi STH 17,3%. Jadi sebagian besar anak-anak menderita Ascariasis, kemudian disusul dengan Hookworm dan cacing kremi (Enterobius Vermicularis).
Paparan narasumber dan tim advokasi
Selanjutnya Balai Litbangkes Papua membuka kesempatan kepada para peserta dan pelaksana Kesehatan dilakukan diskusi bersama dan tanya Jawab sebagai langkah tindak lanjut dalam angka prevalensi kecacingan. Mari bersama-sama wujudkan Tanah Papua bebas dari kecacingan.
Diskusi dan tanya jawab